Sesaat selesai waktu itu
Iseng berdiri di pelataran rumah
Lantas duduk termenung di bangku yang kusam
Saling menghampiri
Kata pembuka adalah hal yang wajar
Layaknya mahluk sosial pada umumnya
Kata demi kata mulai terucap
Tak sadar hari pun telah larut
Saat matahari sudah mulai tenggelam
Seperti biasa setelah bersiap untuk santai
Kami mulai duduk di kursi yang sedikit kusam Sambil bercerita tentang hal yang begitu dalam
Hari demi hari bathin ini merasa terpaku
Terpaku pada keajaiban tentang pertemanan
Seakan darah menyatu dan mengalir ke seluruh titik Nadir
Melepaskan ego untuk sebuah tujuan
Suatu ketika dia harus pergi
Pergi untuk sesuatu yang pasti
Pergi untuk anak dan istrinya
Berjuang demi kehidupan yang baik
Sudah pasti hubungan ini kan selalu dihati
Kan kujaga walaupun hanya di dalam hati
Begitu cepat berlalu
Hingga aku tau kebaikan tidak akan pernah habis.
Search
Jumat, 27 Juni 2014
Semoga Dia Tidak Tuli
Baiknya sungguh terlalu
Tak segan membantu tanpa pamrih
Bak rembulan yang menyinari saat gelap datang
Terlihat indah dari segala penjuru
Turun tangan walau terlihat janggal
Meretas norma yang ada
Mengabaikan prilaku
Tanpa sadar melukai mereka yang terbelenggu
Karya-karya menjadi tak berarti
Tingkah menjadi kaku di hadapannya
Mereka takut untuk bertindak
Semoga dia tidak tuli
Apakah kisah ini akan berakhir
Apakah kita mau berubah
Apakah kita Nyaman dengan keadaan ini
Seperti burung yang merangkai indah untuk sarangnya
Sebenarnya kekangan itu tidak akan lama
Maka kita harus bersiap
Bersiap atas perubahan
Dengarlah pinta kami sebagai aspirasi untuk Mu
......Kuharapkan keiklasan mu sirami benih yang ku tabur di relung hatimu.....
Tak segan membantu tanpa pamrih
Bak rembulan yang menyinari saat gelap datang
Terlihat indah dari segala penjuru
Turun tangan walau terlihat janggal
Meretas norma yang ada
Mengabaikan prilaku
Tanpa sadar melukai mereka yang terbelenggu
Karya-karya menjadi tak berarti
Tingkah menjadi kaku di hadapannya
Mereka takut untuk bertindak
Semoga dia tidak tuli
Apakah kisah ini akan berakhir
Apakah kita mau berubah
Apakah kita Nyaman dengan keadaan ini
Seperti burung yang merangkai indah untuk sarangnya
Sebenarnya kekangan itu tidak akan lama
Maka kita harus bersiap
Bersiap atas perubahan
Dengarlah pinta kami sebagai aspirasi untuk Mu
......Kuharapkan keiklasan mu sirami benih yang ku tabur di relung hatimu.....
Selasa, 24 Juni 2014
Sumbang Nyanyian Pasti Terdengar
Terhimpit Gelak tertawa saat bersahaja
Keras berkicau seakan itu terbaik
Ribuan orang mendengar kicauan miring
Seolah mereka tidak mendengar dan pura tuli
Hey Apa yang menyelubungi hati mu
Terlihat penuh nanah dan darah kotor
Walaupun Ragamu bagus ingatkan langit sangat tinggi
Wajar bila kita mencaci maki
Seperti yang biasa kau lakukan
Membuat mereka terdoktrin oleh kebohongan akan tipu daya
Biarkan mereka iri, mereka benci
Hingga Nyanyian mu terdengar miris terasa
Hey Kawan.......
Biarkan mereka sumbang bernyanyi
Biarkan hitam menyelumuti
Asal kita tegak berdiri mengahadap Mentari
Hey kawan..........
Mari kita hentikan
Sumbang nyanyian mereka
Dengan memberi pijar matahari
Wajahnya murung hampir mati
Terus keras melawan
Tirani membara
Hingga mereka terdiam bisu
Keras berkicau seakan itu terbaik
Ribuan orang mendengar kicauan miring
Seolah mereka tidak mendengar dan pura tuli
Hey Apa yang menyelubungi hati mu
Terlihat penuh nanah dan darah kotor
Walaupun Ragamu bagus ingatkan langit sangat tinggi
Wajar bila kita mencaci maki
Seperti yang biasa kau lakukan
Membuat mereka terdoktrin oleh kebohongan akan tipu daya
Biarkan mereka iri, mereka benci
Hingga Nyanyian mu terdengar miris terasa
Hey Kawan.......
Biarkan mereka sumbang bernyanyi
Biarkan hitam menyelumuti
Asal kita tegak berdiri mengahadap Mentari
Hey kawan..........
Mari kita hentikan
Sumbang nyanyian mereka
Dengan memberi pijar matahari
Wajahnya murung hampir mati
Terus keras melawan
Tirani membara
Hingga mereka terdiam bisu
Langganan:
Postingan (Atom)