Search

Jumat, 27 Juni 2014

Terlalu Cepat

Sesaat selesai waktu itu
Iseng berdiri di pelataran rumah
Lantas duduk termenung di bangku yang kusam
Saling menghampiri

Kata pembuka adalah hal yang wajar
Layaknya mahluk sosial pada umumnya
Kata demi kata mulai terucap
Tak sadar hari pun telah larut

Saat matahari sudah mulai tenggelam
Seperti biasa setelah bersiap untuk santai
Kami mulai duduk di kursi yang sedikit kusam Sambil bercerita tentang hal yang begitu dalam

Hari demi hari bathin ini merasa terpaku
Terpaku pada keajaiban tentang pertemanan
Seakan darah menyatu dan mengalir ke seluruh titik Nadir
Melepaskan ego untuk sebuah tujuan

Suatu ketika dia harus pergi
Pergi untuk sesuatu yang pasti
Pergi untuk anak dan istrinya
Berjuang demi kehidupan yang baik

Sudah pasti hubungan ini kan selalu dihati
Kan kujaga walaupun hanya di dalam hati
Begitu cepat berlalu
Hingga aku tau kebaikan tidak akan pernah habis.







Semoga Dia Tidak Tuli

Baiknya sungguh terlalu
Tak segan membantu tanpa pamrih
Bak rembulan yang menyinari saat gelap datang
Terlihat indah dari segala penjuru

Turun tangan walau terlihat janggal
Meretas norma yang ada
Mengabaikan prilaku
Tanpa sadar melukai mereka yang terbelenggu

Karya-karya menjadi tak berarti
Tingkah menjadi kaku di hadapannya
Mereka takut untuk bertindak
Semoga dia tidak tuli

Apakah kisah ini akan berakhir
Apakah kita mau berubah
Apakah kita Nyaman dengan keadaan ini
Seperti burung yang merangkai indah untuk sarangnya

Sebenarnya kekangan itu tidak akan lama
Maka kita harus bersiap
Bersiap atas perubahan
Dengarlah pinta kami sebagai aspirasi untuk Mu

......Kuharapkan keiklasan mu sirami benih yang ku tabur di relung hatimu.....

Selasa, 24 Juni 2014

Sumbang Nyanyian Pasti Terdengar

Terhimpit Gelak tertawa saat bersahaja
Keras berkicau seakan itu terbaik
Ribuan orang mendengar kicauan miring
Seolah mereka tidak mendengar dan pura tuli

Hey Apa yang menyelubungi hati mu
Terlihat penuh nanah dan darah kotor
Walaupun Ragamu bagus ingatkan langit sangat tinggi
Wajar bila  kita mencaci maki

Seperti yang biasa kau lakukan
Membuat mereka terdoktrin oleh kebohongan akan tipu daya
Biarkan mereka iri, mereka benci
Hingga Nyanyian mu terdengar miris terasa

Hey Kawan.......
Biarkan mereka sumbang bernyanyi
Biarkan hitam menyelumuti
Asal kita tegak berdiri mengahadap Mentari

Hey kawan..........
Mari kita hentikan
Sumbang nyanyian mereka
Dengan memberi pijar matahari

Wajahnya murung hampir mati
Terus keras melawan
Tirani membara
Hingga mereka terdiam bisu