Search

Senin, 08 September 2014

Setiap Orang Mengalami Pasang Surut


Kita tahu bahwa dunia ini selalu berputar. Adakalanya Manusia ada di bawah, atau sebaliknya ada di atas. Ada orang bertanya kepada saya, bagaimana dengan kenyataan yang sering kita lihat begitu banyak orang-orang yang selalu di bawah? Begitu banyak orang-orang tertindas ? Begitu banyak penderitaan di balik permainan kotor? Serta banyak lagi penipu yang menggunakan kepercayaan serta berlaku bak Pahlawan seakan dia yang terbaik, bersikap seolah-olah dia yang paling bersih, tidak berlaku curang. Bahkan Malaikat pun tertipu.



Bukankah mereka juga tinggal di bumi yang sama dengan orang-orang yang mampu dan kuat berada di atas? Sering kita lihat orang-orang yang sudah diatas malah semakin ke atas.Temanku, pandangan itu semua hanyalah ironi. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi pada mereka yang sudah ada di atas. Kebanyakan di antara kita melihat mereka yang di atas selalu dari 'materi' atau jabatan.
Namun percayalah, setiap orang mengalami pasang surut. Belajarlah dari orang-orang yang sudah ada di atas, dan orang-orang yang berada di bawah. Jangan hanya melihat ke atas. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari keduanya, yang bisa engkau jadikan bekal tuk menjadi pribadi yang luhur bijaksana, sukses lahir dan batin.

Pepatah mengatakan:

"Kebesaran seseorang tidak terlihat
ketika dia berdiri dan memberi
perintah. Kebesaran seseorang akan
terlihat ketika dia berdiri sama
tinggi dengan orang lain, dan
membantu orang lain untuk
mengeluarkan yang terbaik dari diri
mereka untuk mencapai sukses" - Prof.
G. Arthur Keough

Janganlah suka cari alasan untuk

menutupi kegagalan. Sebaliknya,
carilah terus 'cara' untuk menggapai
keberhasilan.

Kamis, 31 Juli 2014

Kisah Terbuang

Berkelana walau jauh di rantau
Menjalani hidup dalam gelapnya malam
Tak tau apakah benar adanya
Sebuah kisah klasik dalam ingatan

Setelah lelah bekerja kami bersenda gurau di malam hari
Duduk bersama mengahabiskan waktu ntah apa yang di pikirkan
Ketawa bersama sambil membuat rencana-rencana kecil
Riang terucap terbahak dengan kasih

Malam demi malam terus berlalu
Tiba sabtu kita mulai bergegas
Menuju tempat kelamnya malam
Tabiat buruk mulai menggila

Bersama menuju kota dengan wajah sumeringah
Menghabiskan gejolak di dalam jiwa
Hingga pagi kami mulai bergegas pulang
Sambil bercerita tentang malam yang kami jalani

Terbahak kecil sambil mengunyah permen karet
Batang demi batang rokok mulai terhisap
Menunggu waktu lelapnya mata
Berkahayal akhir dari tujun hidup

Selimut menempel di badan kami
Seakan musim berganti menjadi salju
Subuh menjadi temen dalam kebersamaan
Tanpa di sadari mata mulai terpejam hingga matahari tepat di atas kepala

Tersadar akan sebuah perjalanan panjang
Meraba akan kehidupan yang kami jalani
Tak mesti terlena akan sebuah lingkungan
Tapi bagaimana cara meniyakapi hal ini menjadi sebuah kisah klasik yang sangat menyenangkan


Kamis, 17 Juli 2014

UKI-Sepeda Motor Mu

Dari keringat seorang teman
Bekerja demi suatu tujuan
Tak lelah mesti ombak mengahantam
Kadang jeritan tubuh sangat sakit.

Mencoba meningkatkan performancenya sebagai makluk sosial
Menaklukan Ibu kota dengan berkendara
Mencari nafkah lewat sepeda motor
Rusak menjadi hal yang biasa

Dari Selatan menuju ke Timur
Bernama UKI di simpang jalan
Di sebuah rumah kost bertingkat berwarna putih
Kami sering berkunjung kesana
Bersilaturahmi petanda eratnya hubungan.

Dari hari kehari sepeda motornya mulai tidak terurus
Tidak terawat karena malas
Lelah bekerja adalah Kambing hitam
Keteledoran adalah sifat buruk nya

Saat sedang senang dan Rajin
Sepeda motor di sayang sampai dalam tulang
Di elus Sampai terang bercahaya
Kampas di tukar menjadi baru

Berandal malam terus terjaga
Mengintai setiap pergerakan sang teledor
Menatap setiap tingkah dan kebiasaan
Menunggu waktu yang tepat untuk bergerak

Pikiran selalu positif tidak ada orang bermaksud jahat
Keseharian terus berjalan seperti biasa
Walaupun dalam pengawasan sang berandal
Oh Kisah sang teledor yang sial

Sungguh suatu malam adalah hari kesedihan
Sepeda Motor kesayangan hilang di Gondol Berandal
Duduk terdiam di pelataran kamar
Sambil memaki se isi rumah
Oh Sungguh tidak berarti, mungkin ini adalah sebab dari keteledoran seorang petualang

Matanya putih, keringatnya keluar mungkin dingin terasa
Mukanya berwarna sedikit putih
Termenung menyesali keadaan
Oh Kenapa hal itu terjadi pada dirinya
"Maaf kan kami Tuhan, Mungkin ini rencana yang Engkau buat untuk kami hamba Mu agar kami menjadi lebih baik"








Motivasi dari Buku

Dear Sahabatku yang berbakat,

Terkadang kita bekerja di luar bakat
yang kita miliki. Bahkan mungkin juga
bukan pekerjaan yang Anda
cita-citakan sebelumnya. Kita jadi
melupakan bakat kita, yang tidak
terasah maksimal.

Padahal bakat adalah anugrah dari
Tuhan. Tidak semua orang diciptakan
dengan bakat dan kemampuan yang sama.
Ubahlah bakat Anda menjadi kekuatan
dengan mencari lebih banyak
pengetahuan, membangun kemampuan dan
keahlian Anda. Bukan hanya sukses
saja yang Anda raih dalam waktu lebih
singkat dan lebih mudah, tapi Anda
juga dapat menikmati pekerjaan Anda
dan menjadi lebih bahagia.

Tetapi kesuksesan bukan semata
dikarenakan faktor bakat semata,
tetapi usaha mengembangkannya.

Kesalahan yang sering terjadi pada
sebagian orang, mereka menghabiskan
seluruh hidup mereka berusaha untuk
menjadi sesuatu yang sebenarnya tak
akan bisa mereka kuasai dengan baik.
Mereka juga tidak pernah mau tahu
kalau mereka mungkin saja akan jauh
lebih sukses di bidang lain.

Banyak juga orang-orang yang berbakat
mengalami kegagalan. Mereka merasa
bakat yang sudah diperoleh sejak
lahir dan tingkat kemahirannya dalam
bakat tersebut akan tetap selamanya.
Akibat keyakinan seperti itu, mereka
merasa tidak ada gunanya mengasah
bakat mereka.

Dear Sobatku insan yang berbakat...

Tidak ada kata terlambat bagi Anda
untuk mengembangkan dan mengasah
bakat Anda. Jangan sia-siakan sisa
hidup Anda dengan mengejar
keberhasilan dalam hal-hal yang tidak
sesuai bakat dan ketrampilan Anda.

Asahlah terus bakat Anda hingga
mencapai tingkat luar biasa, dan bisa
bersaing di dunia luar!

Pria Kurus Bertato

              Lima tahun yang lalu kami mengenalnya, dia seorang yang sangat ramah, bahkan mempunyai jiwa sosial yang sangat tinggi, mengalahkan sang Malaikat, kedermawannya bak primadona. Kami adalah seorang Mahasiswa yang berbeda Kampus dan juga berbeda Fakultas. Dari hari kehari kami mulai mengenalnya, kami berkunjung ketempat kostnya yang letaknya jauh puluhan mill, ternyata kisah ini menjadi suratan akan takdir seorang manusia yang begitu jauh dari kasih sayang Orang Tua. Saya mulai melihat hal-hal yang yang tidak pantas sebagai seorang Mahasiswa, kecendrungan itu sangat terlihat pada pola dan tingkah lakunya, yang terbaca di benaknya hanyalah ketidakpuasan terhadap kekuasaan, keadilan yang tidak pernah terwujud, kasih sayang yang tak berpihak. Ketulusannya menjadi tidak berarti ketika teman seperjuangan menjahuinya. Itu semua terjadi karena karakternya yang mudah emosi serta cendrung brutal tanpa berpikir apa yang akan terjadi nanti. Dia adalah temanku yang sedang merintih akibat pergaulan, akibat kerasnya kehidupan Kota, mencoba menaklukan Kota dengan segala asa yang meski berat tetap harus di jalani untuk sebuah tujuan. 
           Kami harus menuangkan isi subuah buku yang akan menuntun dia kearah yang lebih baik, mencoba mendekati dia secara bathin pertemanan, perlahan dengan doktrin-doktrin kebaikan yang kami tanamkan, mencoba mengikuti keinginannya untuk bisa menaklukan keras isi kepala, "Bahwa kehidupan ini telah kita lalui dan bagaimana kita bersikap, kita adalah Manusia yang terbentuk oleh lingkungan, mulai detik dan saat ini kita lah yang harus menuntukan kemana arah yang akan kita tempuh nantinya, kita yang akan membuat rencana-rencna kecil dan segera mengaplikasikan meskipun gagal".Kami bahkan tau, semua yang ada pada dirinya sudah punah, kebahagian dari Keluarga, Orang tua hanyalah isapan jempol belaka, Kejam dan sangat kejam apakah dia (pria Bertato) di lahirkan sebagai manusia hanya untuk menahan semua masalah yang ada. Mencoba berkata dengan tulus, sebenarnya bagaimana kita sebagai manusia harus bersikap ketika cobaan demi cobaan diberikan terus menerus  tanpa mengenal lelah. 
               Setelah sekian lama kami berjumpa kembali, saya melihat rajah di tubuhnya semakin menjamur, semakin berhasrat, saya mulai berpikir apakah ini jalan yang harus di laluinya. Kami mulai mengupas satu persatu permasalahan yang ada, mencoba melihat isi dari kepala yang keras. Setelah sekian lama mengungkapkannya kami masih menemukan faktor sebuah lingkungan dan kasih sayang dari sebuah keluarga adalah salah satu penyebab utama akan kegagalan.Untuk sebuah kehidupan cerita ini menjadi sangat berharga, menjadi barometer dalam mengarungi kehidupan. "Temenku : Semoga engkau mampu bertahan dan tetap berdiri tegak mesti tertatih"

            

Sabtu, 12 Juli 2014

Ketinggalan Ribuan Mill Dari Seorang Gila

Setiap kesalahan bukanlah akhir dari kehidupan
Menciptakan peluang adalah bagian dari kehidupan
Saling memberi adalah wujud berkasih sayang
Saling bicara dan mendengar adalah kita

Berjalan itu dengan tujuan
Membuat rencana agar terarah
Meskipun kadang terhambat oleh buas nya kehidupan
Terhalang oleh sikap apatis dari setiap Manusia

Berpikir secara berlebihan juga tidak benar
Berkutat pada teori hanya akan membuat kita lamban
Haruslah menjaga keseimbangan 
Untuk sebuah teori dan Implementasi yang akurat

Menunggu waktu yang tepat tidak juga selalu benar
Mencoba meskipun gagal
Mencoba adalah karya terbaik Manusia dalam kehidupan ini
Hy teman balikan badan mu dan lihat kebelakang kau ketinggalan Ribuan Mill dari seorang Gila

Bukanlah waktunya untuk bersantai
Hari dari kehidupan ini semakin senja
Menjadi Miskin adalah pilihan
Hy Teman apakah kau tidak melihat kesempatan yang aku tawarkan..

~Meraih mimpi tak mesti dari tangan sendiri-bahkan dari seorang gila pun mimpi itu bisa terwujud~




Jumat, 04 Juli 2014

Kawan ku (Pencarian)

Kawan ku 
Bahagia bersama 
Mengisi hari-hari walau ada tangis
Becanda dalam Nyata

Dia bukan lah apa yang kita tampak
Dia adalah perasaan bathin yang sudah menyatu
Dia mulai menyapa saat salah 
Dia mulai berkata saat janggal

Tahun-tahun berlalu
Liku kehidupan mulai berubah
Pola pikir semakin dewasa
Tubuh semakin terlihat tua

Aku meninggalkan nya saat masih di Ibu kota
Aku meninggalkannya demi masa depan
Demi impian terdalam ku
Demi bahagia bersama orang yang aku sayangi

Setelah sekian lama...
Aku melihat kesendirian mu
Kesendirian mu yang tak kunjung bersatu
Bertahan menjalani keseharian mu dalam kesendirian

Umur mu semakin menua 
Kita pernah satu angkatan dalam menempuh pendidikan
Aku mengetahui umur dalam badanmu sudah 31 th
Umur yang cukup untuk sebuah keputusan besar

Aku tahu bahwa semua ini adalah takdir
Nasib yang menentukan liku kehidupan ini
Maka bersabarlah sambil berdoa'
Bahwa akan ada Mukjizat yang terencana
 
Tidak peduli orang berkata apa
Kehidupan terus berjalan
besikap baik adalah kunci
Bersama meraih masa depan yang baik...




Sadar Hari Sudah Larut

Kehidupan silih berganti 
Seperti pepatah para cerdik pandai 
Air laut tidak akan terus pasang
Setelah ia surut maka kau akan melihat borok pantai yang ganas, 

Mereka tersandra oleh aturan kuno, 
Aturan baku yang membuat mereka harus selalu di hormati, 
Harusnya mereka mengerti 
Arti penyesuain yang tidak berlebihan,  
Seorang muda pasti akan berkata 
Lebih baik kau menyingkir 
  
Wahai saudara ku 
Apakah kau tidak melihat keriput dimukamu, 
Rambutmu sudah mulai terlihat putih 
Mata mu dipenuhi warna putih 
Sedangkan pupil hitam semakin mengecil 
Uratmu nadir mu terlihat kehijauan. 

Ingat akhiratmu
Tak sekalipun dahimu menyentuh lantai
Merendahkan jiwa dan raga demi mendapatkan ridhonya
Menghapus masa kelammu 
Meruntuhkan dosa yang melekat pada sendi-sendi jiwa mu

Tulang mu yang rapuh
Mengigatkan akan hari akhir begitu dekat
Kita tidak memaksa 
Kita hanya mengikuti apa yang sudah tersurat



Kamis, 03 Juli 2014

Barel Damsyik Malaya

Kau ku damba sampai dalam tulang
Kau kudapat dari sebuah Ide Ibu kota
Dari riuh resah kemacetan 
Kau kunanti tak kunjung hadir

Tak lelah rasa ini menunggu hadirmu
Menunggu hadirmu kedunia untuk raih masa depan mu
Entah kenapa nama mu menjadi sepenggal cerita
Tak terasa tahun-tahun terus berlalu

Jika kau terlahir di Dunia adalah titipan untuk ku
Tak perlu sombong jadilah anak yang senang menyapa Dunia
 Yang akan menyongsong keras kehidupan 
Tak perlu di sesali semua sudah terjadi, tetap gagah berdiri lewati badai sendiri

Barel Damsyik Malaya...........
Janganlah angkuh & jadi penipu
Hadirlah menjadi pelita yang menerangi orang sekitar mu
Bergembira selalu tolong orang yang tak mampu

Barel Damsyik Malaya...........
Hati dan raga menunggu kedatangan mu
Menunggu kedatangan mu untuk menyapa Dunia
Namamu  menjadi hari bangkitnya kami..oooh


Selasa, 01 Juli 2014

Ironis

Setiap isi dari kepala adalah anugrah
Setiap gerak dan tingkah adalah Takdir
Jeritan bathin menjadi senjata saat lelah bertahan
Tangan-tangan lelah bertopang pada setiap dahan

Keikhlasan menjadi hal yang wajib
Tuntutan sabar sangat memaksa
Hingga terpaku disisi badai yang ganas
Perjalanan masih lah panjang

Hidup adalah duri dalam kegusaran
Nafsu mencabik-cabik setiap jiwa yang lemah
Harta menjadi sangat berarti dalam kelam kehidupan
Sebab pertolongan itu hanya orang

Sang Nasib ntah kemana
Membuat hidup dalam sayatan
Setiap detik jiwa merintih
Merintih akan nasib, akan nasib yang salah

Di satu sisi rintihan itu tidak berlaku
Bertelanjang dada tidur di atas kasur yang empuk
Berpikir bagaimana hari esok
Mencari jalan untuk sebuah penindasan

Sungguh sangat ironis
Perjalanan yang kau tempuh itu sungguh bernilai
Keluh kesah kau tuliskan di kepala hingga berjamur
Kusam terlihat dalam bungkusan Daki

"Kejahatan Yang Terorganisir Mampu bertahan untuk Hidup Lebih Lama, Sungguh Ironis"